Cihanjuang, Akhir November 2024.
DKK, Ykk Bapak/Ibu/ Saudara Mitra Sekerja Tiranus.
Karena pada waktu Izebel melenyapkan nabi-nabi Tuhan, Obaja mengambil seratus orang nabi, lalu menyembunyikan mereka lima puluh lima puluh sekelompok dalam gua dan mengurus makanan dan minuman mereka
Setiap kali kita mengingat perjuangan pelayanan nabi Elia, kita akan selalu mengingat masa-masa pilu dan sulit kerohanian umat Tuhan, yakni bangsa Israel kala itu. Dalam era kepemimpinan Raja Ahab, Israel berlaku jahat di hadapan Tuhan Allah. Mereka berkhianat dari perjanjian dan hukum-hukum Tuhan (I Raja-raja 19:10). Kehadiran Izebel dalam hidup Raja Ahab, memperparah kejatuhan rohani umat pilihan. Bisa dibayangkan, bahwa dalam sebuah negara yang relatif kecil, terdapat sekitar seribuan nabi palsu, yakni empat ratusan lima puluh nabi palsu yang melayani penyembahan kepada Baal dan empat ratusan nabi palsu untuk penyembahan kepada Asyera, yang sedemikian menyesatkan umat kesayangan-Nya (I Raja-raja 18:19).
Nabi Elia dan banyak nabi muda lainnya, hidup dalam kesulitan saat itu. Tidak sedikit nabi Tuhan yang dilenyapkan oleh pemerintahan yang “murtad” tersebut. Mereka harus bersembunyi dan menghindari ancaman penganiayaan oleh orang-orang utusannya Raja Ahab. Di tengah-tengah situasi sedemikian menekan, Tuhan memelihara mereka dengan cara-cara-Nya yang ajaib (I Raja-raja 18:4). Tuhan memakai Obaja yang bekerja sebagai kepala istana Raja Ahab agar mencukupkan makanan dan minuman bagi mereka mengalami aniaya. Obaja dituturkan sebagai orang yang takut akan Allah (18:3). Nabi Elia sendiri di tahun-tahun hukuman Tuhan atas Israel, yang berupa kekeringan selama tiga setengah tahun menikmati mujizat pemeliharan-Nya melalui kehadiran burung gagak untuk mengirimkan makanan baginya. Bahkan secara tak terduka, Tuhan menuntun dan memakai janda di Sarfat dengan segenggam tepung, demi kelangsungan hidup menghadapi kekekringan yang belum usai.
Situasi ekonomi akhir-akhir ini yang menjadi pergumulan banyak orang sebagaimana saya sudah menyinggung pada DKK Oktober 2024 yang lalu juga sudah berdampak pada kondisi keuangan Tiranus. Itu sebabnya kami memahami juga situasi bapak/ ibu/saudara sekalian yang terdampak, seraya terus berdoa untuk bapak/ ibu/ saudara sekalian, agar dalam segala pelayanan dan usahanya, senantiasa diberi kemenangan oleh Tuhan. Sejak bulan Agustus hingga hampir mengakhiri bulan November 2024 ini, Tiranus sendiri mengalami defisit sekitar 200 jutaan rupiah. Tetunya keadaan ini kembali menantang kekokohan iman, doa, dan pengharapan kita bersama kepada Tuhan Yesus Sang Empunya Kedaulatan dan Pemilik
STA Tiranus. Kalau Tuhan Allah berkuasa memakai dan mengatur Obaja, burung gagak, Sungai Kerit, dan janda Sarfat bagi pemeliharaan hamba-hambaNya pada masa penuh tekanan, maka Dia dengan segala kedaulatan dan cara-Nya, tentu akan memelihara pekerjaan dan misi-Nya di Tiranus.
Walaupun kondisi akhir-akhir ini memang kembali membuat “turbulensi” keuangan di Tiranus, namun kami masih tetap semangat pada panggilan agungNya, yakni mewartakan kabar keselamatan dalam Tuhan Yesus. Bersyukur bahwa pada tanggal 17 – 20 November yang baru lalu, Tim Pelayanan Mitra Jemaah sebagai salah satu bentuk pelayanan dan Bapak Serius Mendrofa, M.Th beserta penggagas program-nya yakni Bapak Brent Amisted, M.Th telah melakukan acara tersebut di Malang dan Purwokerto. Pelayanan Mitra Jamaah ini telah dipakai Tuhan sedemikian jauh, sehingga sudah ribuan orang merespon berita keselamatan dalam Tuhan Yesus Kristus. Pelatihan ini telah meluluskan sedmikian banyak murid, yang berlatar belakang dari orang awan dan pedidikan formal hingga yang bergelar doctor (S3). Bahan pelatihannya sangat praktis dan cocok bagi ragam latar belakang peserta. Terpujilah Tuhan atas pelayanan Mitra Jamaah tersebut!