
POSTER STA TIRANUS

Sekolah Tinggi Alkitab Tiranus
Sumber Pemberita Injil
Cihanjuang, 18 Januari 2021
Kepada Yth.
Bapak/Ibu/Saudara
Mitra dan Pendukung Tiranus
Di
Tempat
Selamat Hari Natal dan Tahun Baru. Apa kabar Ibu, Bapak dan Saudara saat ini? Kiranya kasih karunia Allah Bapa, Tuhan kita Yesus Kristus dan Allah Roh Kudus, senantiasa menaungi dan menyegarkan. Kita butuh kesegaran hati, jiwa, pikiran bahkan jasmani, menghadapi keseharian tugas dan tanggung jawab di masa pandemi Covid-19 ini!
Sebagai pengikut Tuhan Yesus, tugas dan panggilan kita di masa kritis ini ialah tetap setia melaksanakan Amanat Agung-Nya. Banyak orang membutuhkan kepastian keyakinan untuk pengampunan dosa, kehidupan kekal setelah kematian, kemenangan hidup di tengah dunia dan dalam menghadapi peperangan rohani. Kitab-kitab Injil, memberitahu bahwa Tuhan Yesus Kristus sanggup memenuhi kebutuhan tersebut.
Amanat Agung Tuhan patut kita tunaikan secara cendekia, dalam arti menggunakan kesopanan dan kearifan di dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan mereka yang meragukan Tuhan Yesus Kristus (1 Ptr. 3:15-16). Kita juga mengembangkan keterampilan komunikasi dalam penggunaan media sosial dan virtual.
Kita patut meneladani Tuhan Yesus Kristus yang hati-Nya diwarnai belas kasihan (Mat. 9:35-36). Kasih dan belas kasihanlah yang memotivasi para rasul di masa lalu, termasuk rasul Paulus, untuk setia sampai akhir hidupnya mengajak orang percaya dan beriman kepada Tuhan Yesus Kristus (2 Kor. 5:14). Kita berdoa syafaat bagi negeri ini juga dimotivasi oleh kasih itu.
Sebagaimana dikemukakan oleh Tuhan Yesus, kita membutuhkan bimbingan Roh Kudus dalam menyaksikan kasih dan kebenaran-Nya (Yoh. 15:26-27). Kisah Para Rasul mengemukakan bagaimana Roh Kudus menuntun para pengikut Tuhan menjadi saksi bagi-Nya dari Yerusalem, Yudea, Samaria hingga ke ujung bumi (Kis. 1:8). Dengan memberi diri kepada bimbingan Roh Kudus, mereka berani dan kreatif melaksanakan Amanat Agung Tuhan.
Para pengikut Tuhan melaksanakan Amanat Agung melalui pelayanan penggembalaan atau pastoral (Ef. 4:11-16). Ketika memfasilitasi pembelajaran iman (agama) Kristen dalam konteks sekolah maupun jemaat, kita menuntun pembelajar mengenal pribadi Tuhan Yesus (bd. Kol. 1:27-29). Dalam percakapan konseling, kita menuntun konseli mempercayakan hidup kepada Sang Pembaru kehidupan. Jadi, dalam beragam bentuk dan momentum pelayanan, kita menuntun orang bertumbuh dalam pengenalan akan Tuhan Yesus Kristus (2 Ptr. 3:18).
Terima kasih atas dukungan Bapak/Ibu/Saudara bagi kegiatan belajar mahasiswa di Tiranus. Kami sangat merasa terhibur dan bersemangat atas dukungan doa yang diberikan selama ini. Sebaliknya, kami juga terus mendoakan para mitra dan pendukung Tiranus, khususnya pada setiap Jumat dalam kegiatan doa puasa. Kita tahu betapa penting dukungan doa untuk pekerjaan pelayanan Tuhan (bd. Ef. 6:18-20). Jemaat mula-mula tangguh memberitakan Injil karena adanya para pendukung doa (bd. Kis 4:25-31).
Sangat menggembirakan hati kami pula di kampus melihat dukungan dana yang diberikan oleh para mitra dan pendukung sesuai kemampuan. Sekalipun berada dalam keadaan sulit, namun kami percaya bahwa Bapak/Ibu dan Saudara tetap giat mengirimkan dana bagi pekerjaan Tuhan kita. Kita bergandengan tangan untuk memperlengkapi mahasiswa menjadi pengemban Amanat Agung Tuhan. Kami percaya kepada perkataan Tuhan Yesus, Berbahagialah orang yang murah hati karena mereka akan beroleh kemurahan (Mat. 5:7).
Sekali lagi, terima kasih kami ucapkan kepada Bapak, Ibu dan Saudara yang mendukung pekerjaan Tuhan melalui doa dan dana. Dalam kesempatan ini, izinkan pula kami menyampaikan beberapa pokok doa berikut:
1) Berdoa untuk upaya dosen dan staf meningkatkan peringkat akreditasi lembaga dan program studi, sebagai realisasi Rapat Kerja 7-10 Desember 2020. Fokus perhatian pada tahun 2021-2022 ialah membenahi beragam kebutuhan sesuai intrumen BAN PT dengan 9 standar, untuk reakreditasi program studi Sarjana yang akan berakhir 16 Juni 2023.
2) Berdoa untuk 87 mahasiswa program studi Sarjana. Empat belas mahasiswa memasuki praktik pelayanan selama satu semester (Januari-Mei 2021). Mahasiswa lainnya mengikuti perkuliahan secara online, dan tentu membutuhkan dukungan dana untuk paket data mereka.
3) Berdoa untuk pembelajaran mahasiswa program studi M.Th yang telah berubah dari Kegiatan Primo dan Medio menjadi Perkuliahan Semester Ganjil dan Genap. Karena itu, perkuliahan 54 mahasiswa (termasuk 9 yang baru) dalam program studi M.Th yang akan berlangsung secara online akan berlangsung pada bulan Februari-Mei 2021.
4) Berdoa untuk 16 mahasiswa yang mulai studi dalam program studi Magister Ministri (MMin) dengan fokus Penatalayanan Gereja. Program ini merupakan kerjasama Sinode GUP dengan Tiranus. Namun, mahasiswa berasal dari gereja lainnya juga dapat mengikuti kegiatan. Program ini dipimpin oleh Bapak Dr. Nimrod Faot dibantu staf BAAK, Sdri. Ani Marbun, S.Th.
5) Berdoa untuk pencukupan dana operasional STA Tiranus Rp. 320 juta/bulan.
6) Berdoa untuk program pelayanan kemitraan melalui online yang dipimpin oleh Bapak Sundjaja (M.Div, Alumni 1983), bersama tim kerja Bapak Dr. Sridadi Atiyanto. Tim kerja ini menyediakan kotbah, renungan, pengajaran para dosen juga tenaga kependidikan Tiranus, untuk memberkati warga dan pemimpin gereja di tanah air dan wilayah yang lebih luas.
7) Berdoa untuk pemerintah, gereja dan masyarakat dalam menghadapi pandemi Covid-19 ini. Kira damai sejahtera Allah menuntun semua pihak bekerjasama dengan baik.
Demikian informasi yang dapat kami sampaikan dari kampus di Cihanjuang. Tuhan Yesus memberkati.
Teriring salam dan doa kami,
Binsen S. Sidjabat
NIDN 2312035701
Cihanjuang, 22 Februari 2021
Kepada Yth.
Bapak/Ibu/Saudara
Mitra dan Pendukung Tiranus
Di
Tempat.
Apakabar Bapak/Ibu dan Saudara? Tidak terasa kita sudah berada di minggu ketiga Februari. Kita masih bergumul dengan situasi yang Tuhan izinkan menantang dan memperteguh iman serta membangkitkan ketangguhan dan kreativitas. Sesuai saran rasul Yakobus di masa lalu, kita patut memandang beragam pencobaan menghadang sebagai ujian terhadap iman guna mendatangkan ketekunan (Yak. 1:2-3).
Dalam bagian akhir suratnya, Yakobus menasihatkan agar para pengikut Tuhan tabah di saat ditantang beragam beban dan masalah. Beliau menuliskan, “kamu telah mendengar tentang ketekunan Ayub dan kamu telah tahu apa yang akhirnya disediakan Tuhan baginya, karena Tuhan maha penyayang dan penuh belas kasihan” (Yak. 5:11).
Pada ayat-ayat terakhir, Yakobus mengingatkan orang Kristen supaya giat berdoa meniru teladan Elia di Perjanjian Lama. Katanya, “Elia adalah manusia biasa sama seperti kita, dan ia telah bersungguh-sungguh berdoa, supaya hujan jangan turun, dan hujan pun tidak turun di bumi selama tiga tahun dan enam bulan” (Yak. 5:17).
Tuhan Yesus pun meninggalkan warisan nilai dan praktik hidup itu bagi murid-murid, sebagaimana dituliskan oleh kitab-kitab Injil. Pagi-pagi benar Ia pergi ke tempat sunyi dan berdoa (Mrk. 1:35). Sebelum menetapkan siapa dua belas murid yang akan dilatih-Nya, ia berdoa semalam-malaman (Luk. 6:12). Setelah memberi 5000 orang makan, Ia menyuruh orang banyak pulang dan murid-murid mendahului-Nya bertolak ke seberang, sementara Beliau “naik ke atas bukit untuk berdoa seorang diri” (Mat. 14:23-24).
Guru kami dalam mata kuliah Penginjilan Anak, Ibu Adelaide Heath, juga meninggalkan warisan tekun berdoa, sehingga lembaga Persekutuan Evangelisasi Anak (PEA) yang didirikan tahun 1963 dan dipimpinnya begitu lama, masih berkarya hingga hari ini. Setelah bergumul menunggu penantian, beliau pergi ke Rumah Bapa di Surga, pada hari Sabtu,
20 Februari 2021 pukul 17.10 WIB, di rumah kediamannya di kampus STA Tiranus. Usia beliau menjelang 94 tahun.
Tentulah banyak kenangan bagi yang memelajari Penginjilan Anak, atau yang mengikuti Kursus Latihan Pengajar (KLP). Banyak guru Sekolah Minggu, penatua bahkan gembala jemaat diajari, diingatkan, dimotivasi bahwa Allah mengutus Anak-Nya yang Tunggal, Yesus Kristus, datang ke dunia untuk mencari anak-anak agar tidak ada yang terhilang. Mereka membutuhkan juruselamat. Ditegaskannya bahwa karya Tuhan Yesus di salib harus disampaikan kepada anak, dengan bahasa yang mudah mereka pahami.
Kerja keras beliau berbuah banyak. Sebab, tidak sedikit dari alumni Tiranus yang berjumlah 950 orang sejak tahun 1969, mengelola pusat pelayanan penginjilan dan pemuridan anak. Jika mereka menjadi gembala jemaat, terbuka ruang pelatihan guru-guru sekolah minggu agar termotivasi dan mampu menuntun anak menerima Yesus Kristus. Jika mereka menjadi guru pendidikan agama Kristen (PAK), mereka mengintegrasikan berita Injil dengan pengajaran iman dan karakter. Murid di sekolah bukan hanya belajar PAK sebagai pengetahuan agama.
Ibu Adelaide Heath telah mengintegrasikan mata kuliah Penginjilan Anak ke dalam pendidikan teologi. Bapa-bapa gereja dalam lima abad pertama, termasuk Clementus (150-215 M), Origenes (185-224M), Hieronimus (345-420M), Chrysostomus (347-407M), dan Agustinus (354-430M) mewariskan pemikiran dan praktik itu.
Kitalah yang melanjutkan obor penginjian kepada anak dengan cara kreatif, apalagi berhadapan dengan Era 4.0 dimana anak (Generasi Z) akrab dengan pembelajaran secara online. Kita tidak akan bertemu muka lagi dengan Ibu Heath yang dibaringkan di samping suaminya almarhum Pdt. Prof. Dr. W.S. Heath, di makam Pasarean Alit, Selasa, 23 Pebruari 2021.
Mengakhiri pesan ini, terima kasih kami ucapkan kepada Bapak, Ibu dan Saudara yang mendukung pekerjaan Tuhan di Tiranus, melalui doa dan dana. Dalam kesempatan ini, izinkan kami menyampaikan beberapa pokok doa berikut:
1) Berdoa bagi perkuliahan secara daring pada semester ini (8 Februari – 28 Mei 2021). Kiranya Tuhan memberikan kreatifitas dan hikmat bagi para dosen dan tenaga kependidikan. Kiranya semua peralatan dan konektifitas di kampus dan di tempat mahasiswa terjaga dan berfungsi dengan baik.
2) Berdoa untuk 79 mahasiswa program studi Sarjana. Empat belas mahasiswa memasuki praktik pelayanan selama satu semester. Perkuliahan berlangsung pada pagi hingga sore hari. Para dosen mengajar di kelas-kelas virtual yang telah tersedia berkat bantuan para alumni.
3) Berdoa untuk pembelajaran 54 mahasiswa program studi M.Th yang telah berubah dari Kegiatan Primo dan Medio menjadi Perkuliahan Semester Ganjil dan Genap. Perkuliahan ini berlangsung di malam hari.
4) Berdoa untuk perkuliahan 17 mahasiswa program studi Magister Ministri (MMin). Program ini merupakan kerjasama Sinode GUP dengan Tiranus. Perkuliahan ini pun berlangsung di malam hari. Mohon dukungan doa bagi pengurusan Izin Penyelenggaraan (IP)-nya.
5) Berdoa untuk pencukupan dana bagi operasional Tiranus Rp. 250 juta setiap bulan. Pada masa krisis ini, Tiranus melakukan kegiatan pendidikan, penelitian dan penerbitan, dan pengabdian kepada masyarakat (PkM), dengan mempertimbangkan dana yang sangat terbatas dari para pendukung.
Demikian informasi yang dapat kami sampaikan. Tuhan Yesus memberkati.
Teriring salam dan doa kami,
Binsen S. Sidjabat
NIDN 2312035701
Oleh: Purnawan Tenibemas, Ph.D
“…Pada waktu itu kalau ada dua orang di ladang, yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan; kalau ada dua orang perempuan sedang memutar batu kilangan, yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan…” (Matius 24:40,41)
Seandainya Anda duduk di kursi pesawat dalam suatu penerbangan komersial, tiba-tiba Tuhan Yesus datang untuk kedua kalinya, hal apa yang akan Anda alami? Pilot dan kopilot karena keduanya orang yang sungguh beriman kepada Kristus, diangkat keluar dari kokpit. Bisa jadi sebagian dari awak pesawat dan sebagian dari penumpang karena mereka beriman kepada Kristus juga diangkat. Kepanikan dan ketakutan akan terjadi. tetapi mungkin kepanikan yang lebih besar terjadi pada para penumpang bus besar yang sedang meluncur dengan cepat, tiba-tiba sopirnya terangkat. Bagaimana pula dengan yang sedang dipasar atau dirumah?
Tuhan Yesus saat berkhotbah tentang hari kedatangan-Nya yang kedua menyatakan bahwa sesaat setelah masa aniaya, akan terjadi fenomena besar pada benda-benda langit, disusul dengan tanda kedatangan-Nya yang kedua ini. Peristiwa kedatangan-Nya yang kedua itu adalah suatu kepastian, walau waktunya belum diketahui.
Tuhan Yesus mencontohkan bahwa pada hari itu bila ada dua orang yang sedang bekerja di ladang, yang seorang akan diangkat dan yang seorang lagi tertinggal (Mat. 24:40). Demikian juga dengan dua orang perempuan yang sedang mengilang gandum, yang seorang akan diangkat dan yang seorang lagi tertinggal (Mat.24:41). Sangat pasti orang yang tertinggal itu bukan sekedar bengong, melainkan juga ketakutan mulai merasuki dirinya dengan hebat. Peristiwa itu akan serempak diseluruh bumi ini. Gambaran Tuhan Yesus saat itu tentu terkait konteks masa itu yaitu suasana hidup pertanian.
Namun bagi siapa saja yang hidup dalam konteks pertanian masa kini ataupun yang hidup dalam konteks perkotaan yang sibuk, semua akan alami peristiwa itu. saat semua orang sedang jalani kehidupannya tiba tiba kepanikan dan ketakutan, tangis dan ratapan terjadi. Kepanikan hebat akan dialami orang-orang yang tertinggal yang sedang berpergian dengan angkutan massal ataupun mereka yang sedang berada di keramaian.
Akan banyak tetangga, teman, sahabat, rekan atau mitra kerja yang tiba-tiba tertinggal. Bisa jadi ada anggota keluarga yang tertinggal, karena tidak beriman kepada Kristus atau hanya sekedar beragama Kristen tanpa sungguh beriman kepada Kristus. Semua relasi tidak bisa diandalkan kecuali relasi pribadi dengan Kristus. Karena hanya orang-orang pilihan dari dunia ini yang akan diangkat (Mat.24:31). Kemudian hari Rasul Paulus memberi penjelasan tentang yang terangkat itu adalah setiap orang yang beriman kepada Kristus (1Tes. 4:16-17).
Namun karena kedatangan Tuhan Yesus yang kedua itu tidak diketahui, Tuhan Yesus mengingatkan agar setiap orang berjaga-jaga (Mat. 24:42). Saat kita banyak dirumah sekarang ini adalah waktu adalah waktu untuk mendekatkan diri kepada Tuhan. Hanya yang beriman kepada Kristus yang akan diangkat. Ajaklah orang lain untuk beriman kepada Kristus.
Cihanjuang, 22 Juni 2020
Salam sejahtera dalam kasih Tuhan Yesus Kristus!
Sahabat Tiranus yang saya kasihi,
Apa kabar Ibu, Bapak dan Saudara yang dikasihi Tuhan kita Yesus Kristus? Kiranya Allah Bapa, Tuhan kita Yesus Kristus dan Allah Roh Kudus, mendengar seru doa dan permo- honan kita bersama, agar disanggupkan setia mengerjakan tugas serta mengemban tanggung jawab yang dipercayakan.
Era new normal patut membuat kita bersyukur. Jika tidak terjadi pemutusan hubungan kerja, banyak orang sudah bisa bekerja di lokasi sebelumnya. Hari Minggu, 21 Juni, sudah banyak gereja melakukan ibadah dengan memperhatikan protokoler kesehatan. Secara khusus, saya kagum dengan sikap satu keluarga jemaat yang membawa makanan agar dinikmati bersama oleh warga gereja,
setelah ibadah berakhir. Kata keluarga itu, makan siang disediakan sebagai ucapan syukur kepada Tuhan Yesus karena berjumpa teman-teman di gereja.
Firman Tuhan yang memesona hati saya di new normal ini ialah perkataan nabi Samuel kepada umat Israel, Sampai di sini TUHAN menolong kita, untuk memaknai kata Eben-Hazer yang disebutkan (1 Sam. 7:12). Beliau mendirikan sebuah batu di antara kota Mizpa dan Yesana, setelah campur tangan TUHAN atas kekalahan tentara Filistin yang berniat menghancurkan umat-Nya. Mereka
lepas dari mara bahaya besar (7:10-11).
Sampai masa tua nabi dan imam Samuel itu, damai sejahtera (syalom) dari TUHAN memberkati umat Israel (7:13-14). Negara tetangga yang memusuhi dibuat sedemikian rupa menjadi sahabat umat Israel. Hal itu terjadi bukan karena nabi Samuel jago angkat pedang. Namun, seperti nabi Musa, putera Ibu Hana itu tiada henti mengandalkan Allah. Keadaan damai hadir lalu kehidupan sosial
dan ekonomi umat terpelihara dalam seumur hidupnya.
Bahwa TUHAN adalah penolong kita, diperlihatkan oleh Yesus Kristus. Perbuatan-Nya banyak ditulis oleh kitab Injil. Mereka yang percaya dan berseru kepada-Nya mendapat kasih karunia dan kemurahan. Wujudnya seringkali lebih daripada yang dipikirkan oleh mereka yang memohon kepada-Nya.
Sebagai contoh, seorang perempuan Kanaan, etnis Siro-Fenesia, menemui Tuhan Yesus yang bersama murid-Nya datang ke daerah Tirus dan Sidon (Mat. 15:21-28; Mrk. 7:24-30). Ia bahkan sujud menyembah Tuhan, memohon agar anak perempuannya dibebaskan dari roh jahat yang menyiksa (15:22). Pintanya dengan yakin, Tuhan, tolonglah aku! (15:25).
Perempuan itu tiada henti memohon meski sesaat Yesus diam (23). Beliau tidak kecewa saat para murid mengatakan mereka amat terganggu (15:23). Mendengar Yesus berkata, Tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing (15:26), perempuan itu mengatakan, Benar Tuhan, namun anjing itu makan remah-remah yang jatuh dari meja tuannya (27).
Perempuan itu tidak meminta porsi banyak dari Tuhan Yesus. Ia hanya membutuhkan porsi kecil yaitu “remah-remah roti.” Mengejutkan, Sang Penolong meyatakan bahwa perempuan itu beriman. Ia berkata, Hai ibu, besar imanmu, maka jadilah kepadamu seperti yang kau kehendaki (15:28). Dikemukakan, seketika itu juga anaknya sembuh. Luar biasa buah dari seruan meminta pertolongan kepada Allah, Pencipta, yang menjadi manusia (Yoh. 1:1-3,14).
Oleh pertolongan Allah Tritunggal yang mulia, hingga hari ini STA Tiranus terus dimampukan melakukan tugas dan mengemban tanggung jawabnya. Pada minggu pertama Juni lalu, 12 mahasiswa program Sarjana berhasil dalam ujian Skripsi. Kemudian, ada tujuh mahasiswa program S-2 Magister Teologi, dinyatakan lulus dalam ujian Tesis. Kegiatan itu berlangsung secara online.
Jadi, oleh kasih karunia Tuhan, dosen dan staf Tiranus berhasil memperlengkapi 14 mahasiswa program Sarjana, dan 12 mahasiswa program Magister untuk diwisudakan, yang direncakan berlangsung pada bulan Oktober yang akan datang. Oleh karena pandemi Covid-19 ini, kegiatan wisuda yang mestinya berlangsung pada tanggal 11 Juli 2020, mengalami penundaan.
Pertolongan TUHAN pula telah memungkinkan perkuliahan bagi mahasiswa program Magister Teologi berlangsung dengan baik melalui online. Mahasiswa tidak harus datang dan tinggal di kampus selama dua minggu atau satu bulan. Sejumlah 31 dari 53 mahasiswa mengikuti kegiatan belajar pada Medio 2020 ini, yakni pada 15 Juni sampai 11 Juli 2020.
Hasil doa para pendukung Tiranus memampukan para dosen lebih terampil mengajar melalui kelas online. Memang kerap terjadi gangguan jaringan wifi, namun bisa teratasi. Tuhan juga menyediakan dana yang dibutuhkan memberi peralatan yang diperlukan, termasuk pembelian paket IndiHome 200 mbps, serta dua akun Zoom berbayar. Terpujilah Tuhan.
Sekali lagi, terima kasih atas bantuan doa dan dana yang Bapak, Ibu serta Saudara kirimkan kepada STA Tiranus. Dengan demikian, biaya oprerasional dapat menopang dan mencukupi kebutuhan finansial 33 dosen dan tenaga kependidikan, belum termasuk petugas keamanan dan kebersihan kampus serta petugas dapur asrama mahasiswa (11 orang).
Terima kasih banyak, dan terpujilah Tuhan kita Yesus Kristus!
Teriring salam dan doa kami,
Binsen S. Sidjabat
NIDN 2312035701
Oleh: Purnawan Tenibemas, Ph.D
“….Dan Injil Kerajaan ini akan diberitakan di seluruh dunia menjadi kesaksian bagi semua bangsa, sesudah itu barulah tiba kesudahannya.” (Matius 24:14).
Pada saat manusia dihimpit oleh masalah besar apalagi memakan banyak korban seperti halnya saat dunia dilanda pandemic covid-19, cenderung menduga bahwa kedatangan Tuhan Yesus untuk kedua kalinya akan segera terjadi. Adalah janji Tuhan bahwa Tuhan Yesus satu hari kelak akan datang kembali. Kitab-kitab Injil mencatat hal janji Tuhan Yesus yang akan datang kembali itu. Sesaat setelah Tuhan Yesus kembali ke sorga, malaikat Tuhan pun mengingatkan para penyaksi kembalinya Tuhan Yesus ke sorga itu bahwa Tuhan Yesus akan datang kembali (KPR 1:11).
Banyak tanda yang akan mengawali kedatangan kembali Tuhan Yesus itu, salah satu dari tanda-tanda itu adalah sebagaimana dinyatakan oleh Tuhan Yesus sendiri: ”…Injil Kerajaan itu akan diberitakan di seluruh dunia menjadi kesaksian bagi semua bangsa, sesudah itu barulah kesudahannya.”(Mat 24:14).
Sejak peristiwa Pentakosta (KPR 2:1-13) yang disusul pertobatan massal di Yerusalem menyambut khotbah perdana Rasul Petrus (KPR 2:41), Injil mulai diberitakan kepada segala bangsa. Para peziarah Pentakosta hari itu sangat besar kemungkinannya adalah pemberi andil pertama tersebarnya Injil ke berbagai bangsa. Saat Pentakosta itu paling tidak para peziarah itu berasal dari 16 negara.
Sebelum seorang rasul datang ke Damsyik, di sana sudah ada komunitas orang percaya (KPR 9:2). Saat mengakhiri perjalanan misinya yang kedua Rasul Paulus singgah di Kaisarea, di situ sudah ada jemaat (KPR 18:22). Saat akan mengakhiri perjalanan misinya yang ketiga beliau pun singgah di Tirus, di situ beliau mengunjungi murid Kristus, demikian juga di Ptolemais (KPR 21:3,4,7). Juga saat Rasul Paulus menuju Roma untuk proses bandingnya, di Putioli, beliau jumpa dengan warga jemaat di sana, bahkan jemaat Roma menjemput beliau di Forum Apius dan Tres Taberne yang berjarak sekitar 70 km dari Roma (KPR 21:13, 15). Mereka sudah mengenal Rasul Paulus walau belum pernah jumpa, sebab sekira empat tahun sebelumnya mereka sudah menerima Surat Roma dari sang rasul.
Siapa yang mengabarkan Injil di tempat-tempat itu? KPR tidak mencatat adanya peran para rasul di sana. Besar kemungkinan selain para peziarah hari Pentakosta itu, para pemberitanya adalah orang Kristen biasa lainnya. Misalnya para pengungsi yang melarikan diri dari Yerusalem akibat penganiayaan dipakai Tuhan untuk melahirkan jemaat Antiokhia (KPR 11:19-21). Bisa juga perpindahan penduduk saat itu seperti orang percaya dari Asia yang pindah ke Roma dan jadi pemberita Injil yang melahirkan jemaat.
Berawal dari laporan dalam KPR itu, Injil terus diberitakan hingga di abad ke-21 ini. Namun Tuhan masih belum datang kembali; sebab Matius 24:14 belum tergenapi. Orang yang menyebut dirinya Kristen dari semua golongan di dunia ini pada pertengahan tahun 2019 lalu hanya 33% dari total penduduk dunia.
Sejak awal, Tuhan kerap memakai orang Kristen biasa jadi saksi-Nya. Betapa besar peran orang Kristen biasa untuk genapi Matius 24:14 ini. Bahkan Anda pun bisa ambil bagian sebagai penyaksi Injil Tuhan. (PurT)
Cihanjuang, 29 Mei 2020
Salam sejahtera dalam kasih Tuhan Yesus Kristus! Sahabat Tiranus yang saya kasihi,
Apa kabar Ibu, Bapak dan Saudara yang dikasihi Tuhan kita Yesus Kristus? Kiranya Allah Bapa, Tuhan kita Yesus Kristus dan Allah Roh Kudus, mendengar seru doa dan permohonan kita bersama ya, agar badai pandemi Covid-19 ini segera berakhir.
Tentu saja bila doa kita belum segera dikabulkan, Firman Tuhan mengajak kita untuk tiada henti memohon dengan pengucapan syukur (Flp. 4:6). Kita tahu bahwa Allah itu baik, dan segala pekerjaan-Nya punya maksud dan tujuan mulia.
Minggu pertama Mei, dalam kuliah Eksposisi Syair, kami membahas pesan Mazmur 46:1- 12 yang sangat terkenal. Tokoh Reformator, Martin Luther, lebih dari 500 tahun lalu, saat menghadapi ancaman pembunuhan dari tokoh agama karena 97 dalil reformasi yang digemakannya, dikuatkan oleh pesan dalam syair indah nyanyian ibadah dari Bani Korah ini.
Mazmur ini terdiri dari tiga stanza. Stanza pertama (46:2-4) menyatakan karena Allah tempat perlindungan dan kekuatan serta penolong, maka keberanian menghadapi masalah apapun merebak dalam hati. Ditekankan, “Sebab itu kita tidak akan takut, sekalipun bumi berubah, sekalipun gunung-gunung goncang di dalam laut, sekalipun ribut dan berbuih airnya, sekalipun gunung-gunung goyang oleh geloranya.” Penyebutan tiga kali sekalipun menyatakan dahsyatnya tantangan dan masalah.
Stanza kedua (46:5-8) mengajak yang bernyanyi memahami “kota Allah, kediaman Y ang Mahatinggi…” Di kota itu hadir Allah (46:6). Dia adalah TUHAN semesta alam, Allah Yakub leluhur Israel (46:7). Diyakini Allah tidak berdiam diri di ruang itu. Dia ceritakan“aliran-aliran sebuah sungai” Dia memberi pertolongan. Ia “memperdengarkan suara-Nya.” Dia juga menyertai kita.
Dalam stanza ketiga (46:9-12) ada ajakan melihat pekerjaan TUHAN yang bisa melakukan apapun sesuai kuasa dan kehendak-Nya. Dia sanggup “mengadakan pemusnahan bumi” namun di pihak lain berkuasa “menghentikan peperangan sampai ke ujung bumi…membakar keretakereta perang dengan api” (9,10).
Jika TUHAN Allah yang Mahatinggi sedang bersuara melalui peristiwa mengerikan, maka bagian umat adalah berdiam diri. Ditekankan “Diamlah dan ketahuilah, bahwa Akulah Allah! Aku ditinggikan di antara bangsa-bangsa, ditinggikan di bumi!” (46:11). Mengapa harus berdiam diri? Mengapa perlu mengetahui bahwa Allah tengah berbicara kepada anak manusia di bumi? Jawabnya, sebab “TUHAN semesta alam menyertai kita, kota benteng kita ialah Allah Yakub” (46:12).
Tidak berlebihan bila secara pribadi saya juga mengatakan bahwa TUHAN Allah yang menyatakan diri-Nya dalam pribadi Yesus Kristus, tengah bersuara melalui pandemi Covid-19 yang telah membawa banyak derita secara global. Dia, oleh Roh Kudus, menginsyafkan dunia akan dosa kebenaran dan penghakiman. Roh-Nya menyadarkan orang bahwa manusia tidak berdaya menghadapi masalah berat ini. Mereka harus waspada, berhati-hati, merubah sikap dan pola pikir.
TUHAN Allah tengah bersuara menjelang akhir zaman ini, sebagaimana dinyatakan dalam kitab Injil (Markus 13). Pemimpin dan warga gereja, termasuk mahasiswa dan dosen teologi, diberi ruang untuk belajar lebih mengenal TUHAN melalui pengalaman beberapa bulan lockdown dan social distancing. Ia tengah mengingatkan perguruan tinggi teologi di berbagai tempat, untuk belajar mengenal TUHAN secara pribadi, bukan hanya melalui diskusi, kuliah di kelas, membaca buku di perpustakaan, serta menulis karya ilmiah.
Itu pula yang dialami oleh dosen dan mahasiswa di Tiranus sejak awal bulan Maret lalu. Kami mengikuti peraturan pemerintah setempat tentang penerapan PSBB. TUHAN memberi ruang agar kami memeriksa diri, membenahi sikap mental, bersiap menghadapi tantangan yang bisa jadi lebih buruk menjelang kedatangan-Nya kedua kali. Kasih karunia dan kebaikan-Nya membuat komunitas di kampus melihat maksud dan rencana indah dari TUHAN.
Hal itu terjadi karena dukungan doa Ibu, Bapak dan Saudara yang setiawan. Termasuk di dalamnya dukungan dana yang dikirimkan sekalipun jumlahnya tidak seperti bulan-bulan sebelumnya. Kami semua kagum melihat kemurahan Allah yang menggerakkan hati para sahabat Tiranus untuk berdoa dan suka rela mengirimkan dana operasional. Untuk itu kami mengucapkan banyak terima kasih.
Teriring salam dan doa kami,
Dr. Binsen S. Sidjabat
NIDN 2312035701
Cihanjuang, 24 April 2020
Salam sejahtera dalam kasih Tuhan Yesus Kristus!
Sahabat Tiranus yang saya kasihi,
Apa kabar Ibu, Bapak dan Saudara yang dikasihi Tuhan kita Yesus Kristus? Kami selalu berharap bahwa kekuatan serta hikmat dari Allah senantiasa memberikan semangat, mengarungi beragam pergumulan keseharian hidup.
Dosen, staf dan mahasiswa di kampus terus menerus berdoa syafaat untuk dunia yang bergumul di masa ini, termasuk mendoakan Bapak, Ibu dan Saudara yang mendukung pekerjaan Tuhan Yesus, dalam pendidikan dan pelatihan hamba-hamba-Nya bagi tugas Amanat Agung (1 Tim. 2:1-2; Ef. 6:18).
Kami memahami betapa tidak mudahnya stuasi saat ini yang tengah terjadi di tempat pelayanan, pekerjaan atau usaha yang selama ini dipercayakan oleh Tuhan. Namun, kiranya kita tetap termotivasi untuk percaya bahwa Sang Imanuel selalu hadir dalam pergumulan anak-anak-Nya. Sebab, Dia berkata, “Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai akhir zaman” (Mat.
28:20). Keyakinan kepada kasih Bapa yang merangkul kita, belas kasihan dan kemurahan Tuhan Yesus Kristus, serta sukacita dan damai sejahtera dari Roh Kudus, amat kita butuhkan di masa pandemik Covid-19 ini. Doa kami dari Cihanjuang, semoga hal itu menjadi nyata di dalam pergumulan Bapak, Ibu dan Saudara. Tuhan memberi ketekunan dan hikmat bagi supaya kita sanggup atau
berkemenangan menghadapi beragam pencobaan (Yak. 1:2-5). Dengan segenap hati pula kami mengucapkan terima kasih atas dukungan doa dan finansial yang dikirmkan kepada Tiranus, di tengah pergumulan pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Sebab, keadaan demikian tentunya mempengaruhi kehidupan ekonomi dan finansial para sahabat Tiranus.
Dalam kesempatan ini perkenankan kami menyampaikan beberapa informasi dari kampus Cihanjuang, untuk kita doakan bersama.
Pembelajaran Melalui Online.
Dari 87 mahasiswa program S-1, sejumlah 52 orang masih tinggal di kampus khususnya mereka dari luar pula Jawa. Mahasiswa yang tinggal di Bandung dan sekitarnya sudah kembali ke rumah masing-masing sesuai keinginan orangtua mereka. Perkuliahan untuk mahasiswa program S-1 terus berlangsung namun dilaksanakan secara online. Kita bersyukur bahwa dalam situasi sekarang, Tuhan memampukan dan menuntun para dosen untuk terampil mengelola pembelajaran melalui online. Di masa lalu, pembelajaran dengan cara ini belum dianggap sebagai kebutuhan. Karena itu pula, perkuliahan untuk mahasiswa program S-2 yang akan berlangsung pada 16 Juni —11 Juli 2020, juga akan dilangsungkan secara online. Rencana perkuliahan (Silabus) dan bahan-bahan bacaan serta sumber belajar lainnya, dapat dikirmkan melalui perangkat lain seperti schoology atau moodle.
Mahasiswa Menulis Skripsi dan Tesis
Kita doakan supaya mahasiswa program Sarjana (21 orang) dan Magister (20 orang) tengah menulis Skripsi dan Tesis bisa diwisuda pada bulan Juli yang akan datang. Sudah direncanakan bahwa baik ujian sidang maupun wisuda akan dilakukan secara online, mengikuti kegiatan serupa di berbagai kampus perguruan tinggi, sesuai kebijakan pemerintah.
Perbaikan Penahan Tebing Longsor
Pembuatan dinding penahan tebing di Pasarean Alit tetap dapat berlangsung, dan sudah mendekati selesai. Terima kasih untuk dukungan doa dan dana dari para sahabat yang khusus mendanai pengerjaan ini.
Dosen Yang Studi Lanjut
a) Bapak Pdt Edi Ginting sudah merampungkan disertasi doktoralnya untuk STTF Jakarta. Namun, karena situasi ini, ujian untuk disertasi ditunda hingga waktu yang tepat.
a) Bapak Herry Susanto, telah mendapat kepastian diterima dalam program PhD dalam bidang Perjanjian Baru, di Ottago University, New Zealand. Beasiswa untuk studi 3,5 tahun itu juga sudah difasilitasi oleh universitas. Studi akan dimulai Oktober 2020.
a) Bapak Herry Setyo Adi terus menuntaskan matrikulasi untuk program doktoral studi Perjanjian Lama di STT Cipanas.
Pokok-Pokok Doa Lainnya
1) Perlindungan Tuhan bagi komunitas kampus, dosen, staf dan mahasiswa (sekitar 57 orang), di masa PSBB ini. Sejauh ini kemurahan Allah melingkupi kami semua. 2) Kiranya Tuhan berkenan mengutus mahasiswa baru untuk belajar melalui para dosen di Tiranus. Dosen akan melayani mereka melalui kombinasi kuliah tradisional dan daring.
Teriring salam dan doa kami,
Dr. Binsen S. Sidjabat
NIDN 2312035701
Pentakosta Jamak
Dan semua orang percaya dari golongan bersunat yang menyertai Petrus, tercengang-cengang. Karena melihat bahwa karunia Roh Kudus dicurahkan ke atas bangsa-bangsa lain juga, (KPR 10:45)
Pengantar
Hari itu persis 50 hari setelah Tuhan Yesus bangkit mengalahkan kematian. Hari ini Gereja Tuhan mengingat peristiwa itu sebagai satu peristiwa penting yaitu hari dicurahkannya Roh Kudus ke atas orang percaya mula-mula dan lahirnya gereja sulung di Yerusalem; peristiwa ini yang kita kenang sebagai hari Pentakosta.
Namun kita patut menyimak pula dua peristiwa “Pentakosta” lainnya, Roh Kudus turun atas orang percaya serta lahirnya gereja dari ethnik yang berbeda dengan gereja di Yerusalem. Saya menyebutnya sebagai Pentakosta Samaria dan Pentakosta Kaisarea. Walau tidak terkait lagi dengan bilangan 50 hari setelah kebangkitan Tuhan Yesus.
Pentakosta Pertama (Yerusalem)
Saat itu kaum Israel dari mana-mana berkumpul di Yerusalem untuk mengingat hari khamisyim yom (hari ke-50) seperti tertulis dalam Imamat 23:16 atau hari raya buah bungaran (yom habbikurim) (Kel 34:22). Kota Yerusalem saat itu ramai oleh para peziarah (termasuk yang bermukin di luar tanah Kanaan) yang datang untuk memenuhi tuntutan keagamaan yang diajarkan bapak Musa. Selain orang Yahudi ada pula para mualaf contohnya seorang sida-sida, pejabat dari Etiopia (KPR 8:27).
Saat itulah Roh Kudus turun atas murid-murid Tuhan Yesus. Hari itu pula lahir gereja pertama sebagai buah dari kotbah perdana rasul Petrus. Gereja sulung ini pada umumnya adalah orang-orang Yahudi. Hari itu sekitar 3000 orang memberi diri dibaptis (KPR 2:41). Peristiwa inilah yang saya sebut sebagai Pentakosta Pertama. Hari turunnya Roh Kudus atas orang percaya di Yerusalem.
Sejak waktu itu berita Injil tersebar bukan hanya di tanah Kanaan, melainkan terbawa ke tempat asal para peziarah Yahudi dan para mualaf itu. Sebagai contoh sebelum seorang rasul pun berkunjung ke Damsyik, di kota itu telah ada orang percaya yang membuat seorang radikalis militan panas hati dan meminta ijin kepada para petinggi agama Yahudi untuk melakukan sweeping di sana (KPR 9:2). Sangat mungkin Injil diberitakan oleh para peziarah tersebut.
Pentakosta Kedua (Samaria)
Adalah pula peristiwa turunnya Roh Kudus yang terjadi di Samaria di antara orang Samaria. Saat itu orang-orang Samaria yang percaya kepada Tuhan Yesus sebagai hasil pemberitaan Injil oleh Filipus telah pula dibaptis (KPR 8:12). Namun mereka belum menerima Roh Kudus (8:15,16). Rasul Petrus dan Rasul Yohanes yang sengaja datang dari Yerusalem berdoa dan tumpang tangan atas orang-orang Samaria itu barulah mereka menerima Roh Kudus (8:17).
Rupanya pengaturan Tuhan secara khusus terhadap orang Samaria ini dengan tujuan untuk menghilangkan prasangka negatif orang Samaria terhadap orang Yahudi. Tuhan Yesus sendiri pernah sampaikan kepada perempuan Samaria bahwa keselamatan datang dari bangsa Yahudi (Yoh 4:22). Dengan peristiwa penundaan penerimaan Roh Kudus saat mereka percaya itu, bangsa Samaria harus mengakui wibawa rasuli para rasul berbangsa Yahudi itu.
Peristiwa penumpangan tangan oleh kedua rasul dari Yerusalem itu walaupun laporannya berbeda dengan pentakosta Yerusalem, rupanya bisa disaksikan. Simon seorang yang baru percaya, mantan tukang sihir terpesona oleh peristiwa itu (KPR 8:18). Tentunya ada tanda luar yang tampak sebagai penanda penerimaan Roh Kudus oleh orang-orang Samaria itu. Peristiwa kelahiran gereja Samaria dan turunnya Roh Kudus di Samaria ini yang saya sebut sebagai Pentakosta kedua, walau tidak ada kaitan lagi dengan khamisyim yom.
Pentakosta Ketiga (Kaisarea)
Pentakosta Ketiga adalah peristiwa yang terjadi di Kaisaria, persisnya justru di rumah seorang mualaf agama Yahudi. Mualaf ini bernama Kornelius, aslinya adalah seorang perwira pasukan Italia. Ia dan seisi rumahnya dikenal saleh, takut akan Allah Yahudi serta rajin berdoa (KPR 10:1,2).
Suatu petang saat sang perwira menjalankan ibadah petang, ia mendapat penglihatan. Seorang malaikat menyatakan bahwa semua ibadahnya itu berkenan kepada Allah. Kemudian malaikat itu memberi petunjuk agar menjemput Simon Petrus untuk datang ke rumahnya (KPR 10:4,5). Tanpa ragu-ragu Kornelius, segera melaksanakan petunjuk malaikat itu.
Di tempat yang lain Rasul Petrus sedang menginap di rumah Simon, penyamak kulit (KPR 9:43) di kota Yope. Petang itu saat beliau sedang menjalankan ibadahnya, beliau mendapat penglihatan yang kemudian beliau memahaminya sebagai petunjuk Tuhan bahwa beliau tidak boleh bersifat rasis, tidak boleh anggap orang bukan Yahudi sebagai najis atau tidak tahir (KPR 10:28). Rupanya penglihatannya itu untuk menyiapkan beliau memenuhi panggilan ke rumah perwira Kornelius itu. Tanpa penglihatan itu beliau tidak siap datang ke rumah bukan orang Yahudi (KPR 10:28).
Saat Rasul Petrus menjelaskan jalan keselamatan di dalam Kristus, terjadilah peristiwa tercurahnya Roh Kudus atas orang-orang yang hadir di rumah perwira Kornelius itu (KPR 10:44). Peristiwa ini persis seperti peristiwa yang terjadi di Yerusalem atas diri para rasul dan murid-murid Tuhan lainnya. Tidak pelak lagi peristiwa itu mempesona orang percaya Yahudi yang datang Bersama rasul Petrus (KPR 10:45,46). Saya sebut peristiwa ini sebagai Pentakosta ketiga.
Dua hal penting dari peristiwa Pentakosta ketiga ini adalah: (1). Keselamatan tidaklah cukup hanya dengan berbuat kesalehan. Kornelius dan keluarganya sudah terbilang saleh, namun mereka harus beriman kepada Tuhan Yesus, Sang Juruselamat manusia. (2). Tuhan peduli akan bangsa-bangsa bukan Yahudi juga. Keluarga Korneliuslah yang dipakai sebagai contohnya. Tuhan mengubah pula hati Rasul Petrus agar tidak bersikap rasis.
Keunikan Peristiwa Pentakosta
Para rasul dan orang percaya lainnya telah mengikut Tuhan Yesus beberapa tahun sebelumnya. Namun mereka masih harus menunggu 10 hari lagi setelah Tuhan naik ke sorga sebelum mereka menerima Roh Kudus (KPR 1:4,5). Baru saat Pentakosta itulah mereka menerima Roh Kudus (KPR 2:1-4).
Inilah keunikan pertama dari peristiwa Pentakosta itu. Paristiwa ini hanya terjadi satu kali itu saja, tidak terulang (dengan sedikit kekecualian atas orang Samaria). Masa selanjutnya setiap orang percaya langsung menerima Roh Kudus. Hal inilah yang ditekankan para rasul dalam pengajarannya.
Misalnya, rasul Paulus bertanya kepada para murid Tuhan di Efesus, ”Sudahkah kamu menerima Roh Kudus ketika kamu menjadi percaya?” (KPR 19:2). Harusnya saat percaya itu, mereka terima Roh Kudus. Kemudian hari dalam suratnya kepada jemaat di Efesus rasul Paulus menulis bahwa saat seseorang percaya langsung dimeteraikan Roh Kudus (Efs 1:13).
Masa selanjutnya saat seseorang mengambil keputusan untuk beriman kepada Tuhan Yesus, saat itu juga orang itu menerima Roh Kudus. Orang tersebut tidak harus menanti saat lain untuk menerima Roh Kudus. Kita harus yakini pengajaran para rasul ini, bukan mencari pengalaman serupa pengalaman para rasul saat Pentakosta pertama itu. Karena pengalaman para rasul itu unik untuk mereka semata.
Keunikan kedua, agak semirip dengan pengalaman para rasul yaitu orang Samaria belum langsung menerima Roh Kudus saat mereka percaya dan memberi diri dibaptis. Namun keadaan itu pun hanya sekali itu juga untuk meruntuhkan sekat sentimen ethis antara orang Samaria dengan orang Yahudi. Selanjutnya orang Samaria lainnya tidaklah mengulang pengalaman unik di peristiwa Pentakosta kedua itu.
Sedangkan peristiwa Pentakosta ketiga di Kaisarea yang mempesona orang- orang Yahudi yang menyaksikannya itu, menjadi pola umum untuk orang-orang percaya selanjutnya di segala tempat. Saat itu mereka mendengar berita Injil dari Rasul Petrus, mereka mengambil keputusan untuk percaya. Saat itu juga mereka menerima Roh Kudus (KPR 10:43, 44). Baru setelah itu mereka menerima baptisan air (KPR 10:47,48).
Orang percaya pada masa kini, pengalaman seperti pengalaman keluarga dan kerabat Kornelius inilah yang akan dialaminya. Bisa jadi variasinya beragam. Ada yang percaya sesaat setelah mendengar Injil yang diberitakan kepadanya, dan saat itu juga ia menerima Roh Kudus (Efs 1:13). Namun mungkin orang itu diharuskan mengikuti kelas pembinaan terlebih dahulu sebelum menerima baptisan air. Yang lainnya bisa jadi sudah menerima baptisan air (namun baru ikut-ikutan), kemudian ia beriman secara sungguh-sungguh, dan saat itulah ia menerima Roh Kudus itu.
Penutup
Roh Kudus yang turun dan mendiami generasi pertama orang percaya pada hari Pentakosta itu, telah memberi kuasa kepada seorang mantan nelayan untuk menjadi pengkotbah yang berwibawa. Ajakannya bersambut, sekitar 3000 orang memberi diri dibaptis. Karena kuasa Roh Kudus itu, Injil diberitakan dengan berani. Kemudian Injil dibawa dan diberitakan oleh para peziarah yang balik ke tempat asalnya.
Kehadiran Roh Kudus tidak pernah tanpa dampak kepada pemberitaan Injil. Hal ini menggenapi janji Tuhan Yesus bahwa Roh Kudus itu memberi kuasa untuk jadi saksi-Nya (KPR 1:8). (PurT)