Allah Setia Dengan Janji-Nya

Nats: Ulangan 34:1-12
Pembicara: Hery Setyo Adi, M. Th.
Editor: Jema Loria Pelawi, S. Th.

Di atas gunung Nebo tersimpan kenangan tidak terlupakan tentang Musa dan seluruh perjuangannya. Hari itu untuk terakhir kalinya Allah berbicara kepada Musa, kata-Nya  “Inilah negeri yang Kujanjikan dengan sumpah kepada Abraham, Ishak, dan Yakub; demikian: Kepada keturunanmulah akan kuberikan negeri itu. Aku mengijinkan engkau melihatnya dengan matamu sendiri, tetapi engkau tidak akan menyeberang kesana.”  (Ulangan 34:4)

Satu sisi janji itu menguntungkan bagi bangsa Israel, tapi disisi lain pernahkah kita berpikir, “Bagaimana perasaan Musa?”  Dialah yang banyak berbincang dengan Allah di gunung Horeb, di tempat yang sama juga dia dipilih oleh Allah untuk menerima hukum Tuhan. Menariknya, Musa tidak protes dengan keputusan Tuhan yang menolaknya masuk ke tanah perjanjian. Bagi Musa diberi kesempatan melihat tanah itu dari kejauhan sudah cukup. 

Bagaimana mungkin Musa tidak merasa kecewa?  Rupanya jika melihat lebih jauh perjalanan hidup Musa, ada satu makna yang ditemukan oleh Musa dalam mengenal Tuhan, yaitu Musa percaya bahwa Allah setia dengan janji-Nya.  Musa tahu mengenai sebuah negeri yang akan diberikan untuk bangsa Israel, hal itu sudah dinyatakan oleh Allah kurang lebih 400 tahun yang lalu kepada nenek moyangnya,  yaitu Abraham, Ishak dan Yakub.  Setelah melewati rentang waktu yang cukup lama,  Allah masih setia kepada janji-Nya dan Musa sendiri  menyaksikan bagaimanapun bangsa Israel melakukan kejahatan namun Allah tetap setia, Dia  tidak membatalkan janji-Nya.  Makna itulah yang ditemukan Musa sehingga sekalipun  tidak dapat menginjakkan kakinya di tanah perjanjian, Musa yakin Allah akan tetap menggenapi janji-Nya. Menemukan makna di dalam peristiwa inilah yang seharusnya dilakukan oleh manusia, sehingga perjalanan kehidupan yang dilalui dapat menimbulkan sebuah keyakinan dan kekaguman kepada Tuhan.

Leave a Reply

Your email address will not be published.